Pada tahun 2020 seluruh dunia mengalami wabah yaitu pandemi Covid-19, di Indonesia dilaporkan masuk pada 2 maret 2020 dan sampai saat ini tanggal 18 maret jumlah yang positif terinfeksi Covid-19 di seluruh Dunia telah mencapai 466.734.246 jiwa. Covid-19 sangat cepat terinfeksi dari orang- orang melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk, bersin, atau berbicara. Bisa juga seseorang terinfeksi covid-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Pandemi ini berdampak pada berbagai sektor, salah satunya di sektor pendidikan. Banyak sekolah ditutup sementara selama masa pandemi covid-19 berlangsung.
Model adaptsi yang dilakukan diberbagai Negara berbeda- beda. Namun, faktor pengalaman dalam menghadapi situasi kritis menjadi modal berharga. Dengan modal pengalaman itu, penangan dampak pandemi covid-19 disemua sektor menjadi lebih mudah.
Di Indonesia sendiri pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan agar sekolah meminta siswa untuk belajar dirumah dengan menetapkan metode pembelajaran daring/online untuk menangani penyebaran pandemi Covid-19. Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.
Untuk mengatasi penyebaran maka perlu adanya perubahan yakni desain model KBM untuk menghindari pembelajaran dengan tatap muka.
Desain pembelajaran dari rumah menggunakan berbagai aplikasi seperti ruang guru, class room, quiper, brainly, zoom, meet, folder drive, grup whatsaap & telegram dan lain sebagainya agar pembelajaran berjalan dengar lancar & mudah begitupun guru harus meningkatkan kulitas pembelajaaran seperti memanfaatkan penggunaan media (guru bisa menggunakan media animasi agar proses penyampaian materi yang bersifat abstrak sehingga dapat lebih mudah dipahami dan lebih menarik). Dengan pembelajaran jarak jauh dapat mengurangi resiko penyebaran virus corona dan sesuai dengan edaran yang sudah dikeluarkan oleh Kemendikbud untuk belajar melalui daring.
Kelebihan daring ini tentunya menjadi lebih murah dari pembelajaran tatap muka bagi siswa yang memiliki tempat tinggal yang jauh dari sekolah karena adanya pembelajaran daring mereka hanya memikirkan kuota dan smartphone/computer sehingga kapan saja dan dimana saja siswa dapat mengikuti.
Namun, penerapan pembelajaran daring tidak mudah di terapkan. Banyak kekurangan dan permasalahan yang terjadi. Diantaranya yaitu dari segi guru, beberapa guru belum bisa memanfaatkan kecangihan teknologi yang mereka punya. Dari segi siswa, tidak semua memiliki smartphone ataupun computer untuk mengakses materi. Selain itu, tidak semua berasal dari keluarga yang mampu untuk bisa memmbeli kuota internet setiap waktu maka dari itu pemerintah harus menyiapkan bantuan kuota agar bisa membantu siswa dan siswa bisa lebih semangat dalam proses pembelajaran.
Di tengah tersebarnya wabah Covid-19 belakangan ini, menerapkan pembelajaran berbasis digital sangat bermanfaat melindungi siswa dari penyebaran virus Covid-19. Bahkan pemerintah sudah menghimbau agar masyarakat dapat beraktivitas di rumah sebagai upaya menjaga jarak untuk menekan penyebaran virus. Agar siswa memiliki motivasi belajar perlu memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kualitas siswa yaitu peran keluarga (orang tua) menjadi guru saat siswa dirumah. Keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran minimal dalam bentuk pemantauan dengan cara keterlibatan, fokus, konsisten dan menguat serta memberi solusi kepada anak.selanjutnya orang tua juga harus serba tahu dan terampil dalam menguasai materi yang dihadapi anak.
Orang tua yang berpartisipasi dalam pembelajaran daring ini dapat mempererat hubungannya dengan anaknya serta secara langsung berpartisipasi dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Anaknya juga bisa lebih termotivasi dalam perubahan situasi belajar saat pandemi ini.
Selain itu, guru juga lebih berperan dalam pembelajaran dengan memperjelas tujuan yang ingin dicapai secara gamblang, menggunakan metode dan kegiatan beragam, memilih metode yang tepat, memanfaatkan media belajar, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam belajar, lakukan evaluasi belajar, memaksimalkan fasilitas pembelajaran, membimbing dan mendukung siswa belajar, memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan siswa agar siswa lebih termotivasi belajar di tengah pandemi Covid-19.
Penulis Dita Gustiana Gani, Mahasiswi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Bimbingan Bapak Dr. Arifin Suking, S.Pd., M.Pd