ABSTRAK
Dalam pembuatan penulisan ini, Penulis memakai metode studi pustaka atau kajian pustaka, dimana ini mencakup teori-teori yang terkait dengan masalah penelitian. Literatur yang tersedia, terutama artikel yang diterbitkan dalam berbagai jurnal ilmiah, dianalisis dalam bagian ini. Konsep atau teori yang menjadi dasar penelitian dibangun melalui penelitian dengan metode kajian pustaka.Pendidikan adalah pilihan yang tepat untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan karena merupakan alat yang kuat untuk berkomunikasi, memberikan informasi, menyadarkan orang, belajar, dan memobilisasi masyarakat atau komunitas untuk menuju masa depan yang lebih berkembang secara berkelanjutan. Penerapan Pendidikan pembangunan berkelanjutan pada pendidikan non formal adalah dengan melalui kegiatan akademik seperti pembelajaran dalam program PAUD dan TPA, program keaksaraan, program kesetaraan dan sebagainya. Pendidikan pembangunan berkelanjutan juga bisa diterapkan pada program pemberdayaan masyarakat seperti contohnya adalah program life skill, kewirausahaan, kursus keterampilan dan lain sebagainya.
Kata Kunci : Pendidikan, Pembangunan
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sistematis untuk meningkatkan kecerdasan setiap siswa, termasuk kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, sosial, dan kinestis. Oleh karena itu, sistem pendidikan di negara tersebut dijalankan melalui tiga jalur: formal, nonformal, dan informal. Ada tiga tingkat formal: dasar, menengah, dan tinggi. Sementara jalur non-formal dapat dilaksanakan secara berjenjang dan berstruktur, jalur informal mencakup keluarga dan lingkungan. Aktivitas yang dilakukan di sekolah dapat dibagi menjadi dua jenis: pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Pendekatan pembangunan yang dikenal sebagai pembangunan yang berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini sambil mempertahankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk mewujudkan keseimbangan antara elemen sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta mempromosikan keadilan, keberlanjutan, dan pemeliharaan sumber daya alam.
Pembangunan berkelanjutan diakui sebagai pendekatan holistik yang membutuhkan kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan individu. Tujuannya adalah menciptakan dunia yang berkelanjutan, di mana orang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini sambil mempertahankan kesempatan generasi selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan diusulkan pada tahun 1992 dalam Agenda 21 sebagai upaya untuk memperbaiki jalur pendidikan untuk mengelola lingkungan hidup. Pendidikan adalah pilihan yang tepat untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan karena merupakan alat yang kuat untuk berkomunikasi, memberikan informasi, menyadarkan orang, belajar, dan memobilisasi masyarakat atau komunitas untuk menuju masa depan yang lebih berkembang secara berkelanjutan.
Terlibatnya pendidikan terhadap berkembangnya ide Pembangunan berkelanjutan telah diajukan dari banyak akademisi pendidikan, salah satunya adalah ide tentang pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan (Education for Sustainable Development) yang disngkat EfSD. Sebagai bagian dari EfSD, masyarakat diharapkan dapat membangun, mengembangkan, dan melibatkan inisiatif yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
METODE PENELITIAN
Dalam pembuatan penulisan ini, Penulis memakai metode studi pustaka atau kajian pustaka, dimana ini mencakup teori-teori yang terkait dengan masalah penelitian. Literatur yang tersedia, terutama artikel yang diterbitkan dalam berbagai jurnal ilmiah, dianalisis dalam bagian ini. Konsep atau teori yang menjadi dasar penelitian dibangun melalui penelitian dengan metode kajian pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Pada tahun 1978, Thomas Robert Malthius mengetahui bahwa penduduk yang akan bertambah melewati kapasitas dari lingkungan alam yang saat ini menopang lingkungan hidup manusia, hal ini lah yang membuat Thomas mengemukakan teori limit to growth atau keterbatasan menuju perteumbuhan. Teori ini menyatakan ketersediaan sumber daya alam akan sangat membatasi pertumbuhan ekonomi. (Lomborg, 2002). Teori Malthus awalnya dikritik, itu menarik perhatian dunia pada aspek keberlanjutan. WCED atau Komisi Dunia pada Lingkungan Hidup dan Pembangunan menerbitkan buku yang berjudul Masa Depan Kita Bersama (Our Common Future), yang membahas bagaimana pembangunan terhadap ekonomi dan lingkungan hidup berhubungan satu sama lain dalam pembangunan berkelanjutan yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan masa hidup yang sekarang dengan tidak menggunakan hak kebutuhan generasi di masa depan. Menurut Sachs (2015), pembangunan berkelanjutan adalah pendekatan untuk memahami dan memecahkan masalah dunia.
Dilansir dari (Mochtar, dkk., 2014), Menurut Komisi Dunia pada Lingkungan Hidup dan Pembangunan, “The Brundtland Commission,” 1987, pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang membuat keseimbangan terhadap terpenuhnya kebutuhan manusia dengan sistem perlindungan lingkungan alami yang akhirnya kebutuhan bisas terpenuhi dan tidak hanya untuk waktu yang sekarang tetapi untuk waktu yang lama dan tidak membuat kurangnya kemampuan generasi yang akan datang untuk pemenuhan kebutuhan mereka sendiri. Pembangunan terencana baiknya harus ramah lingkungan, menguntungkan secara finansial, dan diterima secara sosial.
Pendidikan pembangunan berkelanjutan merupakan strategi pembelajaran interdisipliner holistik, berdasarkan nilai-nilai, pemikiran kritis, pendekatan lintas metodologi, kebijakan pengambilan keputusan yang bermaksud untuk membantu kaum muda dalam menghadapi dunia yang semakin berubah dan menantang. (Lampa, Greculescu, and Todorescu, 2013)
Menurut Kemendiknas, pendidikan pengembangan berkelanjutan (EfSD) didefinisikan pendidikan yang secara khusus memasukkan pemahaman dan ide yang luas, kompleks, dan pragmatis terhadap lingkungan secara global. Pendidikan bertujuan mendukung pengembangan berkelanjutan (EFSD) berarti pendidikanlah yang mengajarkan setiap individu, terutama generasi yang akan datang, untuk bisa memberikan kontribusi yang baik pada pengembangan berkelanjutan saat ini dan di masa mendatang (Kemendiknas, 2010).
Semua negara menginginkan pembangunan berkelanjutan. Menurut UN-SDGs (2015), 17 indikator termasuk dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan di bangun PBB, yaitu:
- Hilangnya kemiskinan
- Hilangnya kelaparan
- Kesehatan baik
- Pendidikan Berkualitas
- Keadilan Gender
- Air yang bersih serta sanitasi
- Sumberdaya Energi Terbarukan
- Perekonomian yang tumbuh serta perkerjaan baik
- Infrastruktur serta inovasi
- Kurangnya kesenjangan
- Masyarakat dan kota berkelanjutan
- Penggunaan makanan yang bertanggung jawab
- tindakan untuk mengatasi perubahan iklim
- Eksistensi di bawah air
- Eksistensi di atas tanah
- Keadilan dan Perdamaian
- Kolaborasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan
- Peran Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Elemen penting dalam terjadinya pembangunan berkelanjutan adalah pendidikan.Marshall, dkk (2017), mengemukakan pendidikan bisa mendorong setiap orang untuk berperilaku mendukung lingkungan hidup. Ini membuat diri mereka sendiri dorongan untuk bertindak dan membuat keputusan yang ramah lingkungan membentuk sifat dan karakter yang ramah lingkungan.
Pendidikan adalah pilihan yang tepat untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan karena merupakan alat yang kuat untuk berkomunikasi, memberikan informasi, menyadarkan orang, belajar, dan memobilisasi masyarakat atau komunitas untuk menuju masa depan yang lebih berkembang secara berkelanjutan.
Pendidikan adalah investasi yang dipersiapkan bagi anak-anak sebagai generasi yang nantinya akan membawa ekonomi menjadi lebih baik lagi baik secara individu bagi keluarga mereka ataupun berkelompok untuk komunitas mereka juga untuk pembangunan yang penting negara mereka. Selain itu, dengan pendidikan sebagai investasi, orang-orang akan menjadi mampu mengatur siklus hidup mereka sendiri (Lemos & Agrawal, 2006).
Negara-negara saat ini sudah banyak yang melaksanakan pendidikan usia dini untuk menopang pembelajaran sejak kecil dan pertumbuhan otak sehat. Dengan demikian Tujuan Pembangunan Milenium 2 (MDG 2) menetapkan bahwa pendidikan dasar adalah hak dan kebutuhan utama anak-anak. Hanya saja , pendidikan dasar tidak lagi memadai untuk ekonomi global abad kedua puluh satu. Maka dari itu, diperlukan pendidikan tahap dua yang mencakup pelatihan keterampilan, juga dikenal sebagai pendidikan tahap ketiga. Hal ini yang membuat mengapa orang tua kurang berpendidikan, keterampilan, dan pengetahuan teknologi daripada generasi muda.
Kemampuan individu untuk mendapatkan pendidikan berkelanjutan menentukan kemampuan untuk meningkatkan keadaan pekerjaannya. ketika setiap orang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri, kesejahteraan ini akan berdampak pada kemajuan ekonomi negara mereka secara kolektif. Karena masyarakat negara tersebut makmur, mereka memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi canggih yang memungkinkan penggunaan energi terbarukan dengan maksimal dari pada sumber daya yang tidak terbarukan, mereka akan mengurangi eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. (Phhimphanthavong (2013)
Dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, pendidikan sangat penting. Pendidikan dapat membantu orang memahami konsep pembangunan berkelanjutan dan pentingnya pembangunan berkelanjutan. Pendidikan memengaruhi pembangunan berkelanjutan secara langsung terhadap 3 aspek ini:
- Implementasi: Orang berpendidikan lebih mudah mendapatkan informasi dan menerapkan pembangunan berkelanjutan;
- Pengambilan Keputusan: Orang berpendidikan membuat keputusan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang baik.
- Kualitas hidup: Pendidikan adalah faktor yang menentukan kualitas hidup manusia.
Pendidikan pembangunan berkelanjutan menawarkan cara untuk menyeimbangkan perbaikan ekonomi dan kehidupan manusia untuk mencapai kondisi berkelanjutan yang menghormati tradisi dan lingkungan.
Untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, pendidikan bertujuan untuk memberikan informasi dan dorongan untuk bertindak. Pendidikan pembangunan berkelanjutan adalah semua proses yang memberikan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan perspektif yang mendukung upaya individu, sekolah, dan masyarakat untuk mendukung keadilan, keamanan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan demokrasi.
- Pelaksanaan Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (EfSD) telah dicanangkan secara global sejak tahun 1992. Pada tahun 2004, PPB telah ditetapkan untuk diterapkan di Indonesia, hanya saja belum terlaksana secara keseluruhan pada pendidikan disemua tingkatan seperti apa yang telah direncanakan.
Implementasinya Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan berfokus pada manfaat dari tindakan atau praktik sehari-hari. Untuk meningkatkan kehidupan seseorang sekarang dan di masa depan, ini adalah keharusan yang tidak dapat ditunda lagi. Permendiknas Nomor 63 tahun 2003 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan mengatur pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari pendidikan formal, nonformal, dan informal. kontribusi setiap orang untuk meningkatkan kondisi kehidupan sehingga ada kemajuan dalam jangka panjang (Hastuti, 2009).
Pengembangan dan pengarahan nilai-nilai pembangunan untuk diterapkan sejak dini dalam pembelajaran di sekolah adalah cara untuk mencapai pembangunan ekonomi, ekologi, dan sosial budaya yang berkelanjutan.
Penerapan Pendidikan pembanguan berkelanjutan pada pendidikan non formal adalah dengan melalui kegiatan akademik seperti pembelajaran dalam program PAUD dan TPA, program keaksaraan, program kesetaraan dan sebagainya. Pendidikan pembangunan berkelanjutan juga bisa diterapkan pada program pemberdayaan masyarakat seperti contohnya adalah program life skill, kewirausahaan, kursus keterampilan dan lain sebagainya.
Penerapan Pendidikan pembangunan berkelanjutan pada pendidikan informal adalah dengan melalui keluarga yang mana menjadi bagian terkecil dari masyarakat. Keluarga dapat dengan bebas dan unik memberikan pendidikan kepada seluruh anggota keluarga, terutama dengan menyebarkan nilai-nilai budaya dan keluarga mereka ke dalam masyarakat mereka.
Sudibyo (2009) menyatakan bahwa pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan pada tataran keluarga berkonsentrasi pada perkembangan aspek sosial budaya. Pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan pada tataran keluarga pada dasarnya adalah upaya untuk mengembangkan dan mempertahankan nilai dari budaya, adat istiadat, dan norma-norma baik yang berada di kalangan masyarakat sambil mengubah norma-norma yang tidak baik.
KESIMPULAN
Pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang membuat keseimbangan kebutuhan manusia dengan lingkungan. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dalam jangka waktu yang tidak terbatas, tetapi ini tidak akan mengurangi kemampuan generasi berikutnya untuk memenuhinya. Pendidikan pembangunan berkelanjutan adalah strategi pembelajaran interdisipliner holistik, berdasarkan nilai-nilai, pemikiran kritis, pendekatan lintas metodologi, dan kebijakan pengambilan keputusan. Pendidikan pengembangan berkelanjutan (EFSD) berarti memberi tahu dan mengajarkan semua orang, terutama generasi yang akan datang, cara mereka dapat membantu pengembangan berkelanjutan lebih baik baik sekarang maupun di masa depan.
Pendidikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia diberikan dalam tiga jalur: formal, nonformal, dan informal. Prasekolah, pendidikan dasar, menengah, dan tinggi memulai pendidikan pembangunan berkelanjutan. Namun, dalam jalur pendidikan nonformal, pendidikan pembangunan berkelanjutan dimasukkan ke dalam kelompok belajar, les privat, kepelatihan, PKBM, dan jenis pendidikan lainnya. Keluarga adalah anggota masyarakat terkecil yang dikenalkan dengan pendidikan pembangunan berkelanjutan melalui jalur informal.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar. “Perspektif Multidimensional Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan: Pemikiran Awal Konsep dan Penerapan.” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 16.4 (2010): 453-468.
Gunamantha, I. Made. “Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan: Mengapa, Apa Dan Bagaimana.” Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran 43.3 (2010).
Hastuti, B.S.,(2009). Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development). Dalam Perspektif PNFI. Implementasi EfSD pada Program PNFI. Andragogia.Jurnal PNFI.Vol 1. No 1 November 2009.
Kementerian Pendidikan Nasional, “Panduan Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Nonformal dalam Rangka Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development) Melalui Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)”,Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.
Kementerian Pendidikan Nasional, “Petunjuk Teknis Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan (EfSD)”, Jakarta: Direktorat Pembinaan Masyarakat, 2011.
Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan. (2012). Masa Depan yang Kita Inginkan. Rio de Janeiro. Diakses dari https://sdgs.un.org/goals pada tanggal 21 Mei 2023.
Lampa, I., Greculescub, A., & Todorescu, L.-L. (2012). Education for Sustainable Development – Training the Young. Procedia – Social and Behavioral Sciences 78, 120-124.
Lemos, M. C. and A. Agrawal. (2006). Environmental Governance. Annu. Rev. Environ. Resour. Volume No. 31. Pg: 297 – 325.
Lomborg, B. (2002). The Skeptical Environmentalist: Measuring the Real State of The World. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-01068-9.
Marshall, G. R., D. W. Hine, and M. J. East. (2017). Can community-based governance strengthen citizenship in support of climate change adaptation? Testing insights from Self-Determination Theory. Environmental Science and Policy, Vol. 72. Pg. 1 – 9.
Mochtar, dkk., (2014).Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (educational for sustainable evelopment) di indonesia. Jakarta: Komisi Nasional lndonesia untuk UNESCO (KNIU) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Ngabekti, Sri, et al. “Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Pondok Pesantren.” Prosiding Seminar Biologi. Vol. 9. No. 1. 2012.
Phimphanthavong, H. (2013). The impacts of economic growth on environmental conditions in Laos. Int. J. Buss. Mgt. Eco. Res., Vol. 4 Issue No. 5. Pg. 766 – 774.
Retno S Sudibyo, “Education for Sustainable Development, EfSD”, Panduan untuk Pengembangan Berkelanjutan, Yogyakarta: Universitas
Sachs, J. D. (2015). The Age of Sustainable Development. Columbia University Press. ISBN 978-0-231-17314-8.
Shantini, Y. (2016). PENYELENGGARAAN EfSD DALAM JALUR PENDIDIKAN DI INDONESIA. PEDAGOGIA, 13(1), 136-141. doi:https://doi.org/10.17509/pedagogia.v13i1.3385
Simanjuntak, Familia. (2018). PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Jurnal Dinamika Pendidikan. 10. 304. 10.33541/jdp.v10i3.634.
Unesco. (2006). Education for Sustainable Development Toolkit. Paris: Unesco Education Sector. Hlm 14-15