Pelaksanaan pendidikan di dalam perguruan tinggi belum mengulas tentang upaya peningkatan kualitas pendidikan di nilai masih saja jadi problemmatik.
Sementara pendidikan di Indonesia sendiri sedang berupaya meningkatan sistem pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar bagi mahasiswa agar lebih aktif dalam meningkatkan kemampuannya di segala bidang, baik itu dari segi kepribadian, softskill, keterampilan, hingga bela Negara.
Dimana Strategi pembelajaran di perperguruan tinggi masih cenderung menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.
Strategi pembelajaran ekspositori, yaitu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada sekelompok peserta didik dengan tujuan agar mereka dapat menguasai materi secara optimal.
Strategi ekspositori merupakan strategi pembelajaran langsung dengan menggunakan metode ceramah.
Metode ini sering digunakan dengan alasan pendidik mudah menentukan seberapa banyak materi yang ingin disampaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
Metode ini kurang disukai peserta didik karena dianggap metode yang membosankan. Apa yang didengar peserta didik dalam metode ceramah dapat dilupakan dalam waktu yang relatif singkat, sehingga materi yang disampaikan sulit untuk dipahami bahkan diamalkan peserta didik.
Pada metode ceramah terdapat perbedaan tingkat kecepatan bicara pendidik dengan tingkat kecepatan kemampuan mahasiswa untuk mendengarkan.
Pendidik berbicara kurang lebih 100-200 kata permenit. Namun, beberapa banyak kata yang dapat peserta didik dengar? Jika peserta didik betul-betul berkonsentrasi, barangkali mereka dapat mendengar antara 50-100 kata permenit. Sehingga ketika peserta didik mendengarkan secara terus menerus, peserta didik cenderung bosan dan fikiran mereka akan melayang-layang kemana-mana.
Sudah sering mendengar keluhan peserta didik betapa beratnya mereka mengikuti beban kuliah. Mereka dituntut untuk menguasai segala hal yang menjadi tuntutan kurikulum.
Jika dalam pembelajaran mereka hanya bermodalkan pada apa yang disampaikan pendidik, dengan metode ceramah maka besar kemungkinan mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan target yang diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas maka seorang pendidik harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi mahasiswa sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
Pendidik harus mengurangi penerapan metode ceramah dan membuat variasi strategi dan metode pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan peserta didik adalah strategi pembelajaran kooperatif.
Strategi Pembelajaran koopeartif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar peserta didik untuk mengindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja bersamasama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar.
Strategi ini mendorong peningkatan peserta didik dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, karena peserta didik dapat bekerja sama dengan peserta didik lain dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan tehadap masalah materi pelajaran yang dihadapi.
Berdasarkan pengalaman dalam mengajar, tampak bahwa tidak jarang mahasiswa terhambat dalam meraih prestasi belajar yang optimal. Hal Ini dapat dilihat dari jumlah mahasiswa yang mengikuti program perbaikan nilai untuk mata kuliah yang nilainya kurang.
Selain itu, indeks prestasi yang diraih. Masih banyak mahasiswa yang memiliki indeks prestasi yang kurang memuaskan.
Kehadiran dalam perkuliahan juga sering menjadi penghambat kemajuan mahasiswa.
Jika di satuan pendidikan sekolah menengah ketidakhadiran masih bisa ditoleransi sampai batas tertentu, di perguruan tinggi kehadiran di kelas merupakan persyaratan mutlak untuk dapat mengikuti ujian akhir.
Jika mahasiswa gagal untuk memenuhi persyaratan kehadiran, dia tidak berhak mengikuti ujian. Dengan sendirinya dia dikatakan gagal dalam perkuliahan tersebut.
Oleh karena itu sejak awal memasuki bangku perkuliahan mahasiswa sudah seharusnya menyadari perubahan yang akan dihadapinya.
Mereka benar-benar harus mempersiapkan diri. Keterlambatan dalam penyesuaian diri akan berdampak pada rendah prestasi hasil belajar. Jika hal ini terjadi berlarut-larut, dapat mengakibatkan mahasiswa kehilangan motivasi belajar.
Bahkan dapat berakibat hilangnya orientasi untuk terus berjuang menyelesaikan studi di perguruan tinggi.
Pada hakikatnya tidak ada strategi pembelajaran yang paling baik di antara strategi pembelajaran yang lain. Setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihan yang menyertainya.
Menjadi tugas seorang pendidik untuk selektif dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, serta karakteristik seseorang yang akan diajarnya.
faktor-faktor perilaku belajar dan motivasi belajar mahasiswa yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Seperti hal-hal kemandirian dalam pembelajaran apakah dia menyadari pentingnya belajar sehingga seain di kelas, mereka pun mencari informasi terkait pembelajaran secara mandiri. Selain daripada itu, mengidentifikasi hal yang menjadi fokus minat belajar mahasiswa. Selain daripada itu mengidentifikasi strategi yang dapat menunjang kegiatan belajar mahasiswa seperti membuat jadwal pelajaran diluar kelas, mengulangi pelajaran di rumah, menggaris bawahi catatan utama, membuat catatan pinggiran dan lain-lain. Selanjutnya dalam hal keterampilan belajar yaitu keterampilan dalam teknik mencatat sehingga mengingat pelajaran dengan cepat, keterampilan mengatai kejenuhan dalam belajar, keterampilan cara mengatur waktu, keterampilan dalam membaca sehingga tidak membosankan, dan lain-lain.
Referensi
Gillies, Robyn M. Cooperative Learning: Integrating theory and Practice, Amerika: Sage Publications, 2007.
Zaini, Hisyam. Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2011.
Chairiyati, L. R. (2011). Meningkatkan Motivasi Belajar Bagi Mahasiswa Kurang Berprestasi Melalui Program Mentoring. Humaniora. Volume 2 No.1, April 2011, pp. 262-268.
Penulis Sandi Reynaldi Kadir, Mahasiswa Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Bimbingan Bapak Dr. Arifin Suking, S.Pd., M.Pd.