JARAK.ID, Kabgor [GORONTALO]- Penggilingan padi moderen atau rice milling unit (RMU) yang berada di salah satu kelurahan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, Yang diresmikan beberapa waktu lalu nampak digembok oleh orang tak dikenal.
Dari hasil informasi awak media dilapangan, bahwa bangunan tersebut bantuan dari pemerintah pusat yang diperuntukan bagi para Kelompok Tani Tekad Makmur, Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto, menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan biaya Rp 180 Juta.
Ketua Kelompok Tani Tekad Makmur, Piter Ahmad (51) ketika ditemui oleh sejumlah awak media membenarkan bahwa bangunan tersebut adalah gudang atau gilingan padi moderen yang diperuntukan bagi para petani yang ada di lokasi tersebut.
“Iya benar pak itu gilingan padi baru diresmikan beberapa waktu lalu. Untuk hasilnya akan keluar beras premium tetapi kami selaku kelompok tani belum menggunakan mesin tersebut disebabkan masi ada pembicaraan antara pemilik lahan dan salah satu penanggung jawab pekerjaan yang sampai hari ini belum diselesaikan,” jelasnya.
Selain itu, Piter Ahmad mengatakan bahwa dirinya disini sebagai ketua Kelompok Tani Tekad Makmur serta anggota kelompok lainnya tidak lagi mengelola gilingan itu bahkan tidak dilibatkan dalam proses pekerjaan.
“Yang lebih bertanggung jawab disini menurutnya yaitu Mulad Henga. Awal ceritanya bendahara kelompok tani didatangi salah satu temanya, dia bilang ada program dari pusat gilingan padi yang bagus anggaran dari pusat dan syaratnya harus punya lokasi atau tanah tetapi bendahara tidak punya lokasi dan bendahara ketemu dengan sekertaris kebetulan dia punya gilingan dan tanah yang luas, disetujuilah dilokasi milik sekertaris kelompok,” katanya.
Selanjutnya Piter mengungkan, segala persyaratan berkas dipenuhi serta dimulailah pekerjaan gedung tersebut. Tetapi kami sebagai kelompok tidak tau bahwa dari segi pengelolaan anggaran – anggaran ini bagaimana.
“Berarti kelompok kami ini cuman dipakai oleh Pak Mulad, saya tiga kali dan bendahara dua kali diajak ke Bank BNI depan SMA 1 Limboto, sampai disana cuman dia suru tandatangan pencairan uang, habis itu dia (Mulad Henga,read) suru pulang biar nanti dia yang mo tunggu uang keluar dan buku rekening saja tidak ada sama bendahara, setau saya pencairan pertama Rp 100 juta, ke dua Rp 50 juta yang terakhir sisanya Rp 30 juta, uang saja saya tidak pernah lihat,” ucapnya.
Sementara itu Bendahara kelompok tani Roni Zakaria (53) turut membenarkan hal tersebut, dirinya juga menambahkan bahwa penanggung jawab pekerjaan tersebut ada pembicaraan yang belum diselesaiakan hingga hari ini.
“Setau saya pak, awal pekerjaan sampai dengan sudah selesai Pak Mulad meminjam material pembanguan kepada pemilik lokasi. Muali dari pasir, kerikil, semen dan lain-lain dan pada saat pencairan di Bank, pak Mulad tidak pernah menyelesaiakan pinjaman tersebut saya juga tidak tau uang nya kemana,” ujar Roni.
Terakhir dirinya membenarkan bahwa hingga hari ini belum ada aktifitas dari penggilingan padi tersebut.
“Setelah pengresmian awal tahun 2022 sampai dengan hari ini tidak ada aktifitas, disini ini ada dua gilingan padi dan pak Mulad sering datang setiap ada aktifitas di gilingan yang satu ini. Dia datang cuman ba foto-foto yang kami takutkan foto ini dilaporkan bahwa ada aktifitas di mesin penggilingan padi yang dibangun menggunakan anggran APBN,” tandasnya.
Sementara itu Mulad Henga ketika dihubungi melalui sambungan telfon, Rabu (21/09/2022) tidak berkomentar banyak.
“Eee aduh hari ini saya masi ada itu, besok (Kamis,read) torang baku dapa waa, boleh besok pagi jam 10 pa saya pe tampa boleh,” singkatnya.