ABSTRAK : Administrasi pembangunan yang efektif membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan terampil. Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang buruk dapat mengakibatkan buruknya kinerja administrasi pembangunan, menghambat kemajuan pembangunan, dan memperburuk kondisi sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan SDM dalam administrasi pembangunan menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas kinerja dan hasil pembangunan. artikel ini akan membahas mengenai pengembangan SDM dalam meningkatkan kualitas administrasi pembangunan dengan menggunakan studi literatur. Hasil tinjauan literatur menunjukkan bahwa pengembangan SDM dapat dicapai melalui pelatihan, pendidikan, dan pengalaman kerja. Selain itu, faktor seperti dukungan organisasi, kepemimpinan yang baik, dan budaya kerja yang positif juga berperan penting dalam pengembangan SDM dan meningkatkan kualitas administrasi pembangunan.
Kata Kunci:Administrasi pembangunan, pengembangan sumber daya manusia, pelatihan, pendidikan, pengalaman kerja, dukungan organisasi, kepemimpinan, budaya kerja.
- PENDAHULUAN
Sumber daya manusia yang berkualitas dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan administrasi pembangunan, serta mendorong terwujudnya inovasi dan kreativitas dalam proses pembangunan Administrasi pembangunan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Administrasi pembangunan mencakup berbagai kegiatan, seperti pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, dan pengelolaan sumber daya alam. Sumber daya diperlukan untuk melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan dengan efektif dan efisien.
Undang-Undang Perencanaan Pembangunan Tahun 2004 25 menegaskan bahwa pembangunan nasional adalah suatu pekerjaan pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh unsur kehidupan masyarakat, bangsa melaksanakan tugas dan mewujudkan tujuan nasional menurut Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam konteks pentingnya pembangunan, yang juga menjadi komitmen negara Indonesia, pelaksanaannya memerlukan perencanaan yang matang dan harus mampu mengantisipasi berbagai faktor yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan rencana pengembangan yang mencakup pengelolaan personalia yang andal dan berkualitas serta implementasinya. Maka manajemen sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dan menentukan efektivitas keberhasilan pembangunan nasional. Pengembangan sumber daya manusia dapat dicapai melalui pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, dukungan organisasi, kepemimpinan yang baik dan budaya kerja yang positif. Untuk lebih memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sumber daya manusia dan untuk meningkatkan kualitas manajemen pembangunan, diperlukan kajian literatur yang komprehensif dan sistematis.
- METODE PENELITIAN
Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data terkait pengembangan SDM dalam meningkatkan kualitas administrasi pembangunan melalui jurnal, artikel, dan buku yang relevan dengan tema penelitian. Data kemudian dianalisis secara kualitatif dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan SDM dan meningkatkan kualitas administrasi pembangunan.
- HASIL DAN PEMBAHASAN
- Pelatihan
Administrasi pembangunan adalah bidang yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan sektor publik, seperti pemerintah, lembaga pemerintah non-kementerian, dan organisasi masyarakat sipil. Kualitas administrasi pembangunan sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pelatihan pengembangan SDM dalam bidang administrasi pembangunan dapat membantu meningkatkan kualitas administrasi pembangunan.
Pelatihan merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas SDM dalam administrasi pembangunan. Pelatihan dapat diselenggarakan secara internal atau eksternal tergantung pada kebutuhan organisasi. Pelatihan internal dapat dilakukan dengan menggunakan sumber daya internal organisasi, seperti tenaga ahli atau pegawai senior, sedangkan pelatihan eksternal dapat dilakukan dengan mengundang tenaga ahli dari luar organisasi atau mengirimkan pegawai untuk mengikuti pelatihan di luar organisasi. Pelatihan memberikan sumber daya manusia dengan pengetahuan dan keterampilan baru untuk memungkinkan mereka melakukan tugas manajemen pengembangan secara lebih efektif dan efisien.
pelatihan pengembangan SDM dapat membantu meningkatkan kualitas administrasi pembangunan melalui beberapa cara, antara lain:a). Meningkatkan kemampuan manajerial: Pelatihan dapat membantu meningkatkan kemampuan manajerial para pegawai dalam mengelola sumber daya dan mengimplementasikan kebijakan yang efektif dan efisien. Dalam konteks administrasi pembangunan, kemampuan manajerial sangat penting untuk mengelola program dan proyek pembangunan yang kompleks dan membutuhkan koordinasi yang baik antara pemangku kepentingan; b). Meningkatkan keterampilan teknis: Pelatihan juga dapat membantu meningkatkan keterampilan teknis staf pegawai dalam bidang administrasi pembangunan, seperti perencanaan, penganggaran, dan evaluasi program dan proyek pembangunan. Keterampilan teknis yang baik dapat membantu para staf dalam menghasilkan keputusan yang tepat dan mengelola sumber daya dengan efektif; c). Meningkatkan pemahaman tentang isu-isu pembangunan: Pelatihan juga dapat membantu para pegawai untuk memahami isu-isu pembangunan yang sedang menjadi perhatian, seperti pembangunan berkelanjutan, penanggulangan kemiskinan, dan pemberdayaan masyarakat. Karyawan yang memiliki pemahaman yang baik tentang isu-isu ini dapat mengembangkan program dan proyek yang lebih relevan dan efektif.
Untuk meningkatkan kualitas administrasi pembangunan, pelatihan HRD dapat dianggap sebagai investasi jangka panjang yang dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pembangunan. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta, dapat mempertimbangkan untuk mengembangkan program pelatihan HRD yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembangunan yang diinginkan. Program pelatihan yang baik harus dirancang dengan baik, berdasarkan kebutuhan nyata, dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti konteks sosial, budaya, dan ekonomi di mana pembangunan berlangsung. Program ini juga harus dikelola dengan baik, termasuk pengembangan modul pelatihan yang jelas dan terstruktur, perekrutan pelatih yang berkualitas, dan evaluasi hasil pelatihan yang sistematis.
Pengembangan sumber daya manusia dalam konteks globalisasi dan persaingan yang semakin ketat dalam administrasi pembangunan akan menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan oleh perubahan lingkungan pembangunan yang cepat dan kompleks, seperti kemajuan teknologi, perubahan iklim, dan tantangan sosial dan ekonomi yang semakin kompleks. Oleh karena itu, pelatihan pengembangan sumber daya manusia perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan untuk membekali staf dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan pembangunan yang terus berubah.
Secara keseluruhan, pelatihan HRD dapat membantu meningkatkan kualitas administrasi pembangunan melalui berbagai cara, termasuk meningkatkan keterampilan manajemen,keterampilan teknis, dan pemahaman tentang isu-isu pembangunan. Sumber-sumber untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pelatihan HRD untuk meningkatkan kualitas administrasi pembangunan meliputi buku-buku, artikel jurnal, dan publikasi dari organisasi-organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia. Agar berhasil dalam meningkatkan kualitas administrasi pembangunan, program pelatihan HRD yang baik harus dirancang dan dikelola dengan baik, berdasarkan kebutuhan nyata.
- Pendidikan
Pendidikan juga merupakan elemen penting dalam pengembangan sumber daya manusia dalam administrasi pembangunan. Pendidikan dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun informal. Pendidikan formal, seperti sekolah atau universitas, dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam dan terstruktur kepada SDM. Pendidikan informal, seperti pelatihan atau kursus, juga dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan SDM untuk menjalankan tugas-tugas administrasi pembangunan.
Menurut Supriyanto (2018), pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pembangunan. Pendidikan dapat dicapai melalui pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal, seperti sekolah atau universitas, dapat memberikan sumber daya manusia dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam dan sistematis. Di sisi lain, pendidikan informal, seperti pelatihan atau kursus, juga dapat membekali sumber daya manusia dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi pembangunan.
Menurut Handayani (2016), pelatihan pengembangan sumber daya manusia harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sumber daya manusia yang akan dilatih. Artinya, pelatihan yang diberikan harus dapat memberikan manfaat yang optimal bagi SDM dalam menjalankan tugas manajemen pengembangan. Selain itu, pelatihan yang diberikan harus terus ditingkatkan dan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan zaman dan masyarakat.
Menurut Budi (2017), pendidikan yang efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sumber daya manusia yang akan di didik. Selain itu, pendidikan harus diikuti dengan evaluasi untuk mengukur efektivitasnya. Evaluasi membantu sumber daya manusia memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam menjalankan tugas-tugas manajemen pengembangan sehingga mereka dapat meningkatkan kinerja mereka dan terus meningkatkan kualitas pembangunan
Di Indonesia, pendidikan pengembangan sumber daya manusia telah menjadi fokus utama pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pembangunan. Pemerintah Indonesia telah memprakarsai berbagai program pendidikan dan pelatihan untuk sumber daya manusia di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan pertanian. Salah satu contoh program pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah Program Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kependidikan (P3TK) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Pemerintah Indonesia juga melakukan reformasi Pendidikan pada berbagai jenjang dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Dalam konteks global, pendidikan diakui sebagai salah satu elemen penting dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan. Pendidikan dapat mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesehatan, dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi setiap individu untuk mencapai potensi penuh mereka. Oleh karena itu, pendidikan dianggap sebagai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yang harus dicapai oleh negara-negara di seluruh dunia. Laporan UNESCO (2015) yang berjudul “Education for All 2000-2015: Pencapaian dan Tantangan” menyatakan bahwa pendidikan adalah fondasi pembangunan manusia yang berkelanjutan dan memainkan peran kunci dalam mengurangi kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup. Laporan ini juga menekankan pentingnya pendidikan dalam mengatasi isu-isu global seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan ketidaksetaraan sosial. Laporan “Education 2030: Incheon Declaration and Platform for Action” yang diterbitkan oleh UNESCO pada tahun 2016 juga mengidentifikasi pendidikan sebagai faktor kunci dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Laporan ini menekankan pentingnya pendidikan dalam membantu individu mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan ketidaksetaraan sosial.
Dalam hal ini, pendidikan tidak hanya penting bagi pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pembangunan, tetapi juga untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan secara global. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua.
- Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja juga merupakan faktor penting dalam pengembangan SDM dalam administrasi pembangunan. Pengalaman kerja dapat memberikan SDM dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih praktis dan kontekstual. Selain itu, pengalaman kerja juga dapat memberikan SDM dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam mengenai kondisi sosial, ekonomi, dan politik di daerahnya.Dalam konteks pembangunan, pengalaman kerja juga dapat membantu individu untuk memahami berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program atau proyek pembangunan, serta mengembangkan keterampilan manajerial dan kepemimpinan.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Wijaya, Hidayat, dan Siregar (2017), pengalaman kerja merupakan salah satu elemen kunci dalam pengembangan sumber daya manusia di sektor publik. Studi tersebut menemukan bahwa pengalaman kerja tidak hanya membantu individu mengembangkan keterampilan teknis dan manajerial yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, tetapi juga membantu mereka memperluas jaringan dan kontak yang dapat membantu mereka dalam pelaksanaan program atau proyek pembangunan. Selain itu, pengalaman kerja dapat membantu individu memahami berbagai isu dan tantangan yang mereka hadapi dalam melaksanakan program atau proyek pembangunan, serta mengembangkan keterampilan manajemen dan kepemimpinan mereka.
Studi lain yang dilakukan oleh Mardicanto dan Sutopo (2016) juga menunjukkan bahwa pengalaman kerja dapat membantu mengembangkan keterampilan manajemen dan kepemimpinan yang dibutuhkan dalam konteks pembangunan. Studi ini menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan melalui pengalaman kerja dan pelatihan, serta peran penting pemerintah dalam memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia.
Lebih lanjut, menurut Nuryanti dan Sudarwati (2018), pengalaman kerja dapat membantu individu mengembangkan keterampilan manajemen sumber daya manusia, termasuk rekrutmen, seleksi, dan pengembangan karyawan. Para penulis menekankan pentingnya pengembangan SDM secara holistik dan berkelanjutan, yang mencakup berbagai aspek seperti keterampilan teknis, manajerial, kepemimpinan, dan manajemen sumber daya manusia.
- Dukungan Organisasi
Dukungan organisasi juga merupakan elemen penting dalam pengembangan sumber daya manusia dalam manajemen pembangunan. Organisasi yang mendukung pengembangan SDM menyediakan akses dan sumber daya untuk pelatihan, pendidikan, dan pengalaman kerja. Organisasi yang mendukung pengembangan SDM juga menyediakan lingkungan kerja yang positif, sehingga memungkinkan SDM untuk bekerja lebih produktif.
Menurut studi yang dilakukan oleh Suryadi dan Hidayat (2018), dukungan organisasi mencakup dukungan seperti kebijakan, sumber daya, dan lingkungan kerja yang kondusif untuk pengembangan talenta. Studi tersebut menemukan bahwa dukungan organisasi yang positif tidak hanya meningkatkan motivasi dan kinerja individu, tetapi juga dapat membantu individu memahami tugas dan tanggung jawab mereka dalam konteks organisasi.
Studi lain yang dilakukan oleh Sutrino dan Dharmawan (2019) juga menunjukkan bahwa dukungan organisasi dapat membantu mengembangkan keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang dibutuhkan dalam konteks pembangunan. Studi ini menyoroti pentingnya dukungan organisasi yang berkelanjutan dan berorientasi pada pembangunan serta peran pemimpin dalam memberikan dukungan organisasi yang efektif.
Adapun menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati dan Sari (2019), dukungan organisasi dapat berupa dukungan dalam hal pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja, kebijakan penggajian yang adil, serta kesempatan untuk memperoleh pengalaman kerja yang beragam. Studi tersebut menunjukkan bahwa dukungan organisasi yang positif dapat meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi individu, serta membantu individu untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam pekerjaan mereka.
Dalam konteks pembangunan, dukungan organisasi dapat membantu individu untuk memahami berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program atau proyek pembangunan, serta mengembangkan keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut. Dukungan organisasi juga dapat membantu individu untuk memperluas jaringan dan koneksi, serta memperoleh sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program atau proyek pembangunan.
- Kepemimpinan
Kepemimpinan juga merupakan faktor penting dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam administrasi pembangunan. Kepemimpinan yang baik memberikan arahan dan motivasi kepada sumber daya manusia sehingga mereka dapat bekerja lebih produktif. Kepemimpinan yang baik juga dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan inklusif sehingga SDM merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi lebih banyak dalam administrasi pembangunan.
Dalam konteks pembangunan, kepemimpinan yang baik juga membutuhkan kemampuan untuk mengatasi masalah dan tantangan yang dihadapi saat melaksanakan program atau proyek pembangunan. Kepemimpinan yang baik harus memiliki kemampuan untuk memberikan arahan dan dukungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini juga harus dilakukan dengan cara yang efektif dan berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia. Kepemimpinan yang baik juga harus menjadikan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu prioritas utama. Para pemimpin harus memberikan dukungan dan arahan yang efektif kepada bawahan mereka untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Para pemimpin juga harus mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif dan berpartisipasi aktif dalam proses pengembangan talenta.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Sari dan Hidayat (2017), kepemimpinan yang baik dapat membantu individu untuk mengembangkan keterampilan teknis dan manajerial yang dibutuhkan dalam pekerjaan, serta memperluas jaringan dan koneksi yang dapat membantu dalam pelaksanaan program atau proyek pembangunan. Studi ini menemukan bahwa kepemimpinan yang positif dapat meningkatkan motivasi dan kinerja individu, serta membantu individu untuk memahami tugas dan tanggung jawab mereka dalam konteks organisasi.
Selain itu menurut Sutrisno dan Darmawan(2019) juga menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik dapat membantu individu dalam mengembangkan keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang dibutuhkan dalam konteks pembangunan. Studi tersebut menekankan pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada pengembangan SDM, serta peran penting pimpinan dalam memberikan dukungan dan arahan yang efektif. Sari dan Hidayat (2017) menemukan bahwa kepemimpinan yang baik dapat berupa kepemimpinan transformasional, yang mencakup pengembangan visi, pengarahan, motivasi, dan perhatian terhadap kebutuhan individu. Kepemimpinan transformasional dapat membantu individu untuk mengembangkan keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan di lingkungan.
Dalam hal ini, kepemimpinan transformasional dapat menjadi salah satu model kepemimpinan yang efektif dalam pengembangan SDM dan meningkatkan kualitas administrasi pembangunan. Kepemimpinan transformasional mencakup pengembangan visi, pengarahan, motivasi, dan perhatian terhadap kebutuhan individu. Kepemimpinan transformasional dapat membantu individu untuk mengembangkan keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dilingkungan kerja, serta untuk memimpin dan menginspirasi orang lain.
- Budaya Kerja
Budaya kerja dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dapat didefinisikan sebagai seperangkat norma, nilai, dan sikap yang dianut bersama oleh para kariyawan dalam suatu organisasi. Budaya kerja yang positif dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk pengembangan bakat, sehingga meningkatkan kepuasan kerja, motivasi, dan kinerja individu. Budaya kerja juga memainkan peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kualitas administrasi pembangunan. Budaya kerja yang positif dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi pengembangan SDM, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja, motivasi, dan kinerja individu.
Dalam konteks pembangunan, budaya kerja yang positif juga dapat membantu individu untuk memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diperlukan dalam pelaksanaan program atau proyek pembangunan. Budaya kerja yang positif juga dapat membangun rasa saling percaya dan kerjasama di antara para kariyawan, sehingga dapat menciptakan kerangka kerja yang harmonis dan efektif dalam pelaksanaan program atau proyek pembangunan.
Menurut Robbins dan Judge (2017), budaya tempat kerja mencakup nilai-nilai, kepercayaan, perilaku, dan praktik yang dianut oleh karyawan dalam suatu organisasi. Budaya kerja yang positif dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk pengembangan bakat dan meningkatkan rasa saling percaya dan kerja sama di antara karyawan. Lebih lanjut, menurut Schein (2010), budaya tempat kerja terdiri dari tiga tingkatan: (1) tingkat dasar atau penampilan luar, (2) tingkat perilaku yang diharapkan atau norma-norma, dan (3) tingkat nilai-nilai yang mendasari. Tingkat nilai-nilai dasar merupakan inti dari budaya kerja dan mencerminkan nilai-nilai yang dipegang oleh organisasi dan karyawannya dalam melakukan pekerjaan mereka.
Dalam konteks pembangunan, beberapa ahli juga telah membahas tentang pentingnya budaya kerja dalam meningkatkan kualitas administrasi pembangunan. Menurut Prabowo (2017), budaya kerja yang positif dapat membantu meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi pembangunan. Hal ini terkait dengan adanya kepercayaan dan rasa saling menghargai di antara para pegawai, yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaan. Yulianto (2018) juga menyatakan bahwa budaya kerja yang positif dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi pengembangan SDM. Budaya kerja yang positif dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan keterampilan di antara para pegawai, serta memperkuat rasa saling percaya dan kerjasama di antara mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas administrasi pembangunan, karena para pegawai memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
Beberapa faktor penting yang dapat membentuk budaya kerja yang positif dalam pembangunan antara lain:
- Komunikasi yang efektif: Komunikasi yang baik dapat membantu membangun saling pengertian di antara para pegawai dan memperkuat rasa saling percaya di antara mereka. Komunikasi yang efektif juga dapat membantu mempercepat proses pengambilan keputusan dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahpahaman atau konflik di antara para pegawai.
- Kolaborasi dan tim kerja: Kolaborasi dan kerja tim dapat membantu memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan keterampilan di antara para pegawai, serta memperkuat rasa saling percaya dan kerjasama di antara mereka. Kolaborasi dan kerja tim juga dapat membantu mempercepat pencapaian tujuan organisasi dalam pelaksanaan program atau proyek pembangunan.
- Kepemimpinan yang baik: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kepemimpinan yang baik dapat membantu membentuk budaya kerja yang positif dan mendukung pengembangan SDM. Kepemimpinan yang baik juga dapat membantu memfasilitasi kolaborasi dan kerja tim di antara para pegawai.
- Penghargaan dan pengakuan: Penghargaan dan pengakuan atas prestasi atau kontribusi para pegawai dapat membantu membangun rasa percaya diri dan motivasi di antara mereka. Penghargaan dan pengakuan juga dapat membantu memperkuat rasa saling percaya dan kerjasama di antara para pegawai.
- Pembelajaran dan pengembangan: Pembelajaran dan pengembangan merupakan faktor penting dalam pengembangan SDM dan meningkatkan kualitas administrasi pembangunan. Budaya kerja yang positif harus mengutamakan pembelajaran dan pengembangan sebagai salah satu prioritas utama. Para pegawai harus diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui pelatihan, kursus, dan program pengembangan lainnya.
KESIMPULAN
Administrasi pembangunan adalah bidang yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan sektor publik, seperti pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil. Kualitas administrasi pembangunan sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan, seperti meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan; oleh karena itu, pelatihan pengembangan sumber daya manusia di bidang administrasi pembangunan dapat membantu meningkatkan kualitas administrasi pembangunan.
Pendidikan dapat dilakukan melalui pendidikan formal atau non-formal. Pendidikan formal seperti sekolah atau perguruan tinggi dapat memberikan SDM dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam dan terstruktur. Pendidikan non-formal seperti pelatihan atau kursus juga dapat memberikan SDM dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan tugas administrasi pembangunan.
Selain itu, pengalaman kerja juga dapat memberikan SDM dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam mengenai kondisi sosial, ekonomi, dan politik di daerahnya.Dalam konteks pembangunan, pengalaman kerja juga dapat membantu individu untuk memahami berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program atau proyek pembangunan, serta mengembangkan keterampilan manajerial dan kepemimpinan. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Wijaya, Hidayat, dan Siregar , pengalaman kerja dianggap sebagai salah satu faktor kunci dalam pengembangan SDM di sektor publik.
REFERENSI
Kulla, T., Rumapea, P., & TAMPONGANGOY, D. (2018). Kualitas sumber daya manusia dalam meningkatkan pembangunan desa tinggilbet distrilk beoga kabupaten Puncak provinsi Papua. Jurnal Administrasi Publik, 4(58).
Kulla, T., Rumapea, P., & TAMPONGANGOY, D. (2018). Kualitas sumber daya manusia dalam meningkatkan pembangunan desa tinggilbet distrilk beoga kabupaten Puncak provinsi Papua. Jurnal Administrasi Publik, 4(58).
Mardikanto, T., & Purwanto, E. (2015). Pengaruh pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai pada kantor pemerintah kabupaten. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 18(1), 71-82.
Mulyadi, D. (2018). Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai dalam meningkatkan efektivitas administrasi pembangunan. Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 6(2), 1-10.
Nurlaela, E., & Wijayanto, H. (2019). Peningkatan kapasitas organisasi melalui pengembangan budaya kinerja pada dinas sosial kabupaten di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 23(3), 247-258
Aisyah, Siti. (2019). Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Majalengka. Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis, 7(1), 1-14.
Budi, R. (2017). Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kudus. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 19(1), 27-36.
Handayani, I. (2016). Peran Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai. Jurnal Administrasi Publik, 4(1), 1-11.
Prawitasari, E. (2019). Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pemerintah Daerah. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 7(1), 1-10.
Supriyanto, A. (2017). Pengaruh Dukungan Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pemerintah Daerah. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 5(1), 1-10.
Wibowo, A. (2019). Meningkatkan Kualitas SDM melalui Pendidikan dan Pelatihan. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 16(1), 1-10.
UNESCO. (2015). Education for All 2000-2015: Achievements and Challenges. Paris: UNESCO.
UNESCO. (2016). Education 2030: Incheon Declaration and Framework for Action. Paris: UNESCO.
Sari, M. P., & Hidayat, N. (2017). Pengaruh Dukungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 7(1), 62-76.
Sutrisno, A., & Darmawan, D. (2019). Pengaruh Dukungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kuningan. Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 9(2), 156-165.
Sutrisno, A., & Darmawan, D. (2019). Pengaruh Dukungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kuningan. Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 9(2), 156-165.