Peran orang tua menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi merupakan salah satu bentuk kesadaran terhadap masa depan anak bangsa.
Namun, sikap apatis yang ditunjukan orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan anaknya akan menambah jumlah rendahnya anak bangsa yang berkualitas.
Contohnya, kemiskinan, adalah salah satu faktor rendahnya mutu daripada pendidikan
.
Selain itu, Pendidikan tidak hanya dilaksanakan pada bangku sekolah saja, tetapi yang paling penting adalah pendidikan dalam keluarga.
Dimana dalam lingkungan keluarga, Orang tua dapat membentuk akhlak anak sebagai pondasi anak dalam menggapai masa depannya. Sebab rapuhnya pondasi yang ada pada diri anak dapat memberikan penyeselan di kemudian hari.
Sehingga permasalahan seorang anak tampaknya bukan permasalahan yang baru, bahkan telah lama dipersoalkan oleh orang-orang.
Permasalahan tersebut bukan hanya terdapat di dalam keluarga tapi sudah menjadi polemik di masyarakat luas, baik di kota-kota, bahkan sudah merambah ke masyarakat pedesaan.
Permasalahan-permasalahan yang sering terjadi di kalangan remaja tersebut sangatlah beragam, seperti sering terjadinya tindak kriminal, kekerasan seksual, dan hal-hal yang melanggar ketertiban umum, dan lain sebagainya.
Jika kita lihat, Hal itu dapat terjadi karena sebagian besar orang tua tidak memberikan pembinaan dilingkungan keluarga.
Pendidikan dan pengajaran yang di terima dari sekolah, tidaklah sepenuhnya dapat mengubah perilaku rumeja akan tetapi dapat di pahami bahwa pondasi kepribadian yang kokoh itu bagi anak adalah di bangun oleh kedua orang tuanya, baru kemudian lingkungan yang lebih luas.
Menurut Hasan, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti serta pendidikan keterampilan dan kesosialan.
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya untuk membentuk anak-anak yang terdidik dan cerdas demi persiapan di masa depan.
Sedangkan pendidikan yang dilakukan oleh orang tuanya yang bekerja sebagai petani tentu tidak berjalan sebagaimana mestinya dikarenakan waktu yang diperlukan tersita untuk beraktivitas, sehingga perhatian terhadap anak menjadi kurang.
Oleh karena itu, Banyaknya rutinitas orang tua diluar, menyebabkan timbulnya masalah bagi orang tua, karena orang tua tidak lagi mempunyai kesempatan untuk mengarahkan, mengajarkan, melatih, dan memberikan perhatian serta pengawasan langsung terhadap pembinaan pendidikan anak.
Beberapa kesulitan dan masalah yang di hadapi para siswa dapat berupa kurangnya perhatian terhadap beberapa mata pelajaran di sekolah, kesulitan dalam belajar dan menerima pelajaran, kesulitan menyesuaikan diri dalam pergaulan, memiliki sifat rendah diri, sosial ekonomi keluarga yang tidak mampu, kurang mendapat pendidikan dari orang tua, serta kesulitan yang dialami akibat perkembangan masa pubertas, dan masih banyak lagi permasalahan lainnya.
Dalam kondisi yang seperti inilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling yang memfokuskan kegiatannya dalam membantu peserta didik secara pribadi agar mereka dapat berhasil dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya.
Menurut Rohani, bahwa keberhasilan suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya belajar yang disiplin. Karana hal ini menjadi jelaslah bahwa salah satu masalah yang dihadapi guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah bagaimana menumbuhkan disiplin dalam diri peserta didik secara efektif.
Dengan kondisi demikian, dapat menjadi salah satu penyebab belum kondusifnya kegiatan belajar adalah masih rendahnya kedisiplinan belajar siswa. Dengan kurangnya kedisiplinan siswa dalam belajar, berdampak pada prestasi belajarnya menjadi merosot.
Dari berbagai fungsi fenomena berkenaan dengan kurangnya kedisiplinan siswa dalam belajar, maka perlu adanya upaya khusus dari orang tua untuk menumbuhkan kedisiplinan belajar siswa tersebut.
Salah satu tugas orang tua sebagai motivator terhadap anaknya. Motivasi yang diberikan sangat berperan penting dalam mendorong anak sehingga timbul keinginan untuk belajar.
Dengan demikian, sebagai orang tua yang memberikan bimbingan dan membantu dalam penyelesaian berbagai masalah yang dihadapi anaknya, seorang orang tua diharapkan mampu untuk memberikan berbagai informasi yang di perlukan dalam proses belajar anaknya, membantu setiap anak dalam mangatasi masalah yang dihadapinya, mengevaluasi keberhasilan setiap kegiatan yang dilakukan, memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya, serta mengenal dan memahami anaknya.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa : Pertama, kendala yang dihadapi orang tua dalam mendidik anaknya yaitu kurangnya waktu bersama anak akibat kesibukan pekerjaan di luar rumah.
Kedua, kendala yang dihadapi orang tua dalam pemberian kedisiplinan belajar pada anak yaitu adanya pengaruh lingkungan anak dalam bergaul yang sangat besar serta kurangnya kesadaran anak itu sendiri dalam kedisiplinan belajar. selain itu yang menyebabkan hal ini terjadi adalah kurangnya kesadaran anak itu sendiri dalam mengikuti nasehat dari orang tua.
Referensi :
Hasan Langgulung, pemikiran pendidikan islam, ( Bandung: Ma’arif, 2003 ).
Ahmad Rohani, pengolahan pengajaran, ( Jakarta : PT. Reineka Cipta 2004 ).
Penulis Fikran I. Bone, Mahasiswa Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Bimbingan an Bapak Dr. Arifin Suking, S. Pd., M. Pd.