Indonesia merupakan negara kemaritiman karena memiliki luas lautan yang sangat luas. Dua pertiga dari luas wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan. Berdasarkan hal tersebut, penting untuk disadari bahwa kekayaan laut Indonesia merupakan kekayaan yang perlu dijaga ,dilestarikan dan dikembangkan potensinya baik dari segi transportasi, perikanan, pertambangan, rekreasi, pariwisata, pendidikan, penelitian, pertahanan dan keamanan, serta masih banyak lagi fungsi lainnya.
Namun, fungsi-fungsi laut yang telah disebutkan tadi tentu tidak akan berjalan dengan baik ketika laut sudah tercemar, baik tercemar oleh bahan-bahan kimia dari limbah pabrik, berbagai jenis sampah, ataupun pencemaran akibat bahan kimia yang dipakai untuk penangkapan ikan dilaut.
Pencemaran di laut tentulah tidak terlepas dari ulah tangan manusia yang berada jauh dari laut. Namun sayangnya, kebanyakan dari kita belum memahami dan menyadarinya dengan baik bahwa Laut bukan hanya tanggung jawab masyarakat yang tinggal disekitarnya saja, namun juga tanggung jawab kita yang hidup cukup jauh dari lautan.
Banyak aktivitas yang kita lakukan dan dampaknya akan sampai ke laut sehingga merusak ekosistemnya.
Salah satunya adalah penggunaan plastik yang menyebabkan tercemarnya lautan oleh sampah-sampah plastic tingginya volume sampah ini mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang sampah ke laut terbesar ke dua di dunia setelah Cina.
Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, menyampaiakan, pada tahun 2019 KLHK mencatat jumlah timbulan sampah sebesar 67,8 juta ton/tahun yang terdiri dari sampah organik dengan porsentase sebesar 57%, sampah plastik sebesar 15%, sampah kertas sebesar 11% dan sampah lainnya sebesar 17%. Dikutip dari okezone.com tentang Indonesia Ternyata Hasilkan 67,8 Juta Ton Sampah Setiap Tahun.
Tentu hal ini merupakan pencemaran yang sangat berbahaya. Selain itu, akibat dari sampah plastik adalah pencemaran mikro plastik. Sehingga tidak dapat kita pungkiri jenis – jenis mahluk hidup di lautan sebagian tidak bisa ditemukan lagi.
Karena bisa jadi sampah plastik ini terakumulasi di dalam jaringan tubuhnya setelah mereka menyantap dengan lahapnya plastik-plastik tersebut. Lebih gawat lagi, jika ikan tersebut kemudian dimakan oleh manusia. Cemaran mikro plastik dapat masuk ke tubuh manusia dan merusak jaringan tubuh.
Masalah mengenai sampah adalah masalah yang kompleks yang melibatkan banyak hal dan banyak pihak. Untuk itu, dibutuhkan pula kerjasama dari berbagai pihak agar permasalahan mengenai sampah ini dapat ditanggulangi. Volume sampah yang setiap tahunnya meningkat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan juga gaya hidup masyarakat. Oleh karena itu, peran masyarakatlah yang paling dibutuhkan menanggulangi masalah ini.
Saat ini, sampah dianggap sebagai barang ataupun benda yang nilai manfaatnya sudah benar-benar habis. Hal tersebut menjadikan sampah dipandang sebagai sesuatu yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan lagi. Paradigma yang berkembang di masyarakat ini merupakan salah satu penyebab dari tingginya volume sampah di Indonesia.
Untuk itu, hal pertama yang perlu dilakukan dalam menanggulangi sampah adalah mengubah pandangan masyarakat tentang sampah. Karena jika dikelola dengan baik, sampah masih memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat itu sendiri.Masyarakat juga perlu menyadari bahwa sampah adalah masalah bersama, sehingga perlu untuk diselesaikan bersama-sama pula.
Kesadaran masyarakat perlu dibangun sehingga masyarakat mau mengelola sampah yang telah dihasilkannya, baik dalam skala rumah tangga, atau pun lebih luas lagi dalam suatu rukun tetangga, warga, atau desa dan kecamatan. Turun tangan darimasyarakat secara langsung sangat diperlukan dalam mengelola sampah yang dihasilkan, karena pemerintah tidak mungkin bergerak sendiri dalam menanggulangi masalah sampah.
Edukasi tentang sloganreduce, reuse, dan recycle juga perlu diperkuat dan diwujudkan dalam pengelolaan dan minimalisasi sampah, sehingga ketiga hal tersebut tidak hanya slogan belaka. Hal ini dapat di wujudkan dalam bentuk pemberian fasilitas berupa sosialisasi ataupun workshop pengelolaan sampah oleh pemerintah setempat.
Dengan adanya masalah sampah plastik ini kesadaran masih perlu dibangun dan dimatangkan, sehingga kita dapat menekan volume sampah walaupun dengan hanya melakukan hal hal kecil.
Penulis Sefti Puspitasari Abas, Mahasiswi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Bimbingan Bapak Dr. Arifin Suking,S.Pd.,M.Pd